Selasa, 14 April 2009

Pijat ga pake ++

Sehabis pijat kemaren sore jadi agak enakan hari ini. Hampir tiap bulan selalu pijat tuna netra. Tuna netra? upss jangan salah sangka.. yang pijat cewek ibu - ibu loh. Sering banget kalo yang ga pernah pijat ama tuna netra dikira tukang pijatnya cowok. Cewek sama cewek dan cowok sama cowok begitchuu. Seperti yang sudah - sudah selalu memanggil kerumah. Karena rasanya tidak mungkin kalo aku pijat disana. Lha pijatnya telanjang cuma pake celdam, ngeri ah kalo sampe pijat bukan dirumah sendiri. Entah kenapa aku lebih merasa enak dengan pijatan tuna netra. Mungkin Karena indra perabanya kuat sekali jadi pas pijatannya. Kalo pijat ditempat bayar 20 rb kalo dipanggil bayar 30 rb dari uang itu mereka cuma mendapat 12 rb kalo ditempat dan 18 rb kalo dipanggil, sisanya buat bosnya. Banyaknya bermunculan dijogja pijat refleksi , membuat panti pijat tuna netra sepi.

Ngomong soal banyak panti pijat bermunculan jadi teringat liputan pijat bergembok yang ditayangkan di tv beberapa minggu ini . Mungkin hal itu tidak terlalu efektif karena prostitusi, pemerkosaan, pelecehan seksual bisa terjadi dibagian tubuh manapun , kapanpun dan dimanapun. Tapi setidaknya dengan digembok Si pemijat dan yang dipijat merasa sedikit lebih aman nyaman. Alesan lainnya buat ketenangan istri saat suaminya ke panti pijat yang pemijatnya cewek semua. Ahhh.. kalo emang buat ketenangan istri kenapa ga sekalian cari yang pemijatnya cowok aja. Apa lelaki justru takut kalo yang mijat sesama lelaki hihihi. Mencermati kembali soal penggembokan itu bukan tujuan utama si empunya panti pijat tapi lebih pada persaingan bisnis. Haree genee kalo ga nampilin sesuatu yang beda susah sekali untuk dilirik. Panti pijat dengan sesuatu yang berbeda… Lihat saja si pemijat mengenakan pakaian sopan dan tertutup ditambah gembok pula. Sedangkan yang dipijat juga masih mengenakan pakaian lengkap (beda khan sama panti pijat tuna netra yang dipijat telanjang cuma pake celdam). Terlihat ditayangan, baik cowok maupun cewek si pemijat tetap memasang gembok.

Oh iya kembali ke pijatku tadi. Aku ingin sedikit bercerita tentang mbak Rini, yah ibu pemijat itu namanya Rini. Memulai awal kariernya tahun 1998. Usianya sekarang 30 tahun dan punya suami ( tuna netra juga ) dan satu anak usia 8 tahun ( normal ). Dari ceritanya mbak Rini dan suami waktu kecil normal. Tapi kemudian saat berumur 5 tahun sakit demam tinggi sampe kejang dan itu yang membuatnya tidak bisa melihat sampe sekarang. Alhamdullilah anaknya normal karena bukan turunan. Orang - orang yang sedikit berbeda inilah membuat kita selalu bersyukur. Sering kali aku tak habis pikir saat mbak rini cerita tiap bulan pulang ke sragen naik bis, belanja sendiri ke mirota ( swalayan). pokoknya ketempat rame sendiri. Hmm Ya Allah trima kasih aku masih bisa melihat. Sering juga mbak rini bertanya kepadaku gimana bentuk ini itu karena anaknya minta dibellin ato dengar sesuatu yang tidak diketahuinya dari tv / radio. Sayang mbak Rini keberatan waktu kuminta boleh apa ndak kufoto. Walaupun mereka ga bisa melihat tetep donk harus ijin dulu.

Lihat segalanya lebih dekat dan kau bisa menilai lebih bijaksana..

Diambil dari : http://www.sileah.com/2008/04/10/pijat-ga-pake/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar