Selasa, 14 April 2009

luluran

Hari Sabtu lalu gue melakukan kegiatan yang sudah lama gue idam2kan. Memanjakan diri, luluran di salon terdekat. Kebetulan Abang baru datang Sabtu malam, jadi sepanjang siang itu gue nggak bisa pergi sama Naila.

Semua proses luluran dilakukan dalam sebuah ruangan kecil, di mana di dalamnya terdapat tempat tidur beralaskan kain batik untuk pijat dan luluran, sebuah boks dari kain terpal untuk proses penguapan, dan sebuah bathtub. Mau tahu, gue diapain aja?

Begitu gue masuk ruangan (dan gordennya ditutup tentunya ), Mbaknya mempersilakan gue menyisakan secarik kain dan masuk ke boks penguapan. Boks ini, seperti gue sebut di atas, terbuat dari kain terpal hijau, dengan lubang untuk kepala dan ritsluiting besar untuk membuka-tutup. Di dalamnya terdapat bangku kayu untuk duduk. Jadi kita duduk di bangku itu, dengan kepala keluar dari boks terpal, lalu tubuh kita di dalam terpal diberi uap panas. Kebayang kan?

Proses yang berlangsung selama kira2 sepuluh menit ini berguna untuk membuka pori2, supaya mudah untuk dibersihkan dengan lulur nantinya. Penguapan ini nggak boleh dilakukan oleh perempuan yang sedang hamil, karena suhu yang tinggi dikhawatirkan berpengaruh buruk terhadap janin.

Setelah itu, gue diminta berbaring menelungkup di tempat tidurnya. Lalu gue mulai dipijat dengan minyak zaitun (kata Abang, setelah itu gue siap digoreng ) dimulai dari kedua kaki. Gunanya untuk memperlancar peredaran darah dan melemaskan otot2 yang kaku atau pegal.

Setelah selesai dipijat, kaki gue dilumuri lulur (body scrub) putih yang gunanya untuk membersihkan tubuh sampai ke pori2 (deep cleansing). Sambil menunggu lulur di kaki mengering, Mbaknya mulai memijat punggung, lalu melumuri dengan lulur. Sampai naik2 bangku segala lho!

Setelah selesai dengan punggung, Mbaknya meluruhkan lulur yang sudah mengering di kaki gue. Lalu dia berpindah ke kedua tangan, sambil menunggu lulur di punggung kering. Begitu seterusnya sampai selesai sekujur tubuh.

Kemudian gue dipersilakan masuk ke dalam bathtub berisi air hangat dan campuran susu. Mbaknya meninggalkan gue untuk berendam sejenak. Selain susu, kita juga bisa memilih campuran rempah untuk berendam. Susu berkhasiat untuk menghaluskan kulit, sementara rempah bersifat menenangkan dan mengharumkan tubuh.

Sekitar sepuluh menit kemudian, air rendaman dalam bathtub dibuang dan gue mulai membilas dengan sabun, waslap dan air shower. Setelah tubuh dikeringkan dengan handuk dan dibalur body lotion, selesailah rangkaian acara luluran.

Salon langganan gue di dekat rumah ini memiliki beberapa paket luluran, yang semuanya bisa didapat dengan harga kurang dari seratus ribu rupiah:

Paket Rp.40 000,- dengan pijat yang singkat dan tanpa rendaman susu/rempah, durasi sekitar 70 menit.
Paket Rp.55 000,- tanpa rendaman susu/rempah, durasi sekitar 100 menit.
Paket Rp.75 000,- dengan rendaman rempah, durasi sekitar 100 menit.
Paket Rp.80 000,- dengan rendaman susu, durasi sekitar 100 menit.
Segarnya luluran dan hilangnya tiga ons daki membuat gue agak melupakan bersalah meninggalkan Naila di rumah. Berminat mencoba, atau sudah sering? Cerita dong!

Diambil dari : http://www.jalankenangan.net/celoteh

2 komentar:

  1. terima kasih
    Infonya membantu sekali, dan bisa jadi panduan saat luluran.....dan kalau untuk toko kaos kaki wanita yang koleksinya lengkap dimana ya ...bisa bagi infonya

    BalasHapus
  2. Seru baca pengalaman lulurnya..mungkin kalo pas ke Jogja atau Magelang bisa coba pengalaman pijat dan lulur jogja panggilan khusus wanita anak dan bayi
    Salam kenal ya
    Rima

    BalasHapus