Selasa, 14 April 2009

Ibu Tukang Pijat Kami…

Namanya Bu Eem, wanita Betawi paruh baya yang ramah dan tinggal di daerah Rempoa ini sudah lumayan lama kami kenal. Aku mengetahui beliau dari sahabatku, Mia, yang sudah lebih dulu kenal lama dengannya. Keluarga besar Mia sudah lama sekali menjadi pelanggan tetap ibu ini. Ibu ini bukan tukang pijat biasa maksudnya pijat enak/relax seluruh badan tetapi pijat untuk masalah penyakit……….. Pijat penyembuhan…. Ikhtiar untuk masalah kesehatan…

Bahkan karena kepiawaiannya dalam memijat bayi, bu Eem sering tampil di TV dalam acara kesehatan anak, dibawa oleh seorang dokter anak dari Rumah Sakit Pondok Indah. Tentu ini membuktikan bahwa hasil kerja beliau cukup dapat dipertanggungjawabkan bahkan oleh ahli medis. Kabarnya lagi, selain membantu menyembuhkan penyakit beliau dapat juga membantu pasangan yang mengalami kesulitan memperoleh keturunan dan lain sebagainya. Terapi beliau paling memakan waktu 15 menit dan amat jarang beliau memijat di daerah yang sakit. Beliau memiliki tahapan2 rutin dalam menjalani pijatannya.

Awal mula aku kesana adalah membawa suami yang tiba-tiba saja satu hari merasa ada yang salah pada punggungnya [istilahnya mungkin otot pinggang kejepit]. Sepulang kantor, suami mengeluh sakit dan seperti biasa ingin segera mengajakku ke dokter. Merasa pernah mendengar beberapa kasus yang sama menimpa teman2, aku bilang jika dibawa ke dokter pasti deh kalo gak disuruh opname tidur dibidang datar atau harus melalui tahap fisioterapi yang berulang jadi lebih baik kita coba ke tukang pijat dulu. Seperti yang telah kuduga sebelumnya, usulku ini ditolak mentah-mentah oleh suami. Dia salah seorang yang amat percaya dan menggantungkan masalah kesehatan pada dokter. Tukang Pijat bisa menyembuhkan sakit, itu tidak masuk ke logikanya.

Jadi aku berusaha meyakinkannya dengan mengatakan bahwa kali ini kita coba saja kalau enggak berhasil baru kita ke dokter setelahnya. Meski dengan berat hati akhirnya suami mau juga mencobanya meski diiringi rasa gak percaya tetapi ingin berupaya apa saja agar sakit di pinggang cepat pergi. Akhirnya pergilah kami dan memulai perkenalan dengan bu Eem….

Awalnya sempat merasa rikuh juga meski lama kelamaan terbiasa… Yang membuat rikuh? Begini, untuk Bu Eem yang ternyata canggih ini semua penyakit atau pasien yang datang berobat padanya adalah bersumber dari “ANGIN”. Jadi apapun keluhan kita padanya saat dating pasti beliau bilang dengan santainya : “…….. ah ini angin nih!”. Maka mulailah tahapan beliau memijat, dari punggung tangan kanan terus ke tahapan selanjutnya. Meski ia memijat dengan wajah santai bahkan sambil ngobrol tekanan jempol beliau bisa bikin kita sampai melintir menahan sakit [dengan catatan jika kita memang sedang berpenyakit loh… karena jika sedang sehat tekanan jempol itu tidak memberikan efek apa2]. Jadi rasanya beliau menggunakan tenaga dalamnya karena berapapun pasiennya, tidak pernah terlihat lelah diwajahnya.

Yang mengagetkan kami dan membuat rasa gak enak awal-awalnya adalah sehubungan dengan menurut beliau segala penyakit bersumber dari ‘angin’ tadi… maka ia mengeluarkan penyakit alias angin dari tubuh pasien juga melalui angin dari mulutnya [bersendawa]. Bersendawa tanpa ditahan-tahan, maksudnya dengan suara keras dari dalam perut tanpa ditahan dan tanpa malu-malu. Hehehehe untung juga hanya dari atas angin itu keluarnya, kalau dari bawah juga gak da pasien yang mau balik padanya kali ya……

Jadilah awal pertama datang itu kami terkaget-kaget karena sendawa beliau setiap menekan bagian tubuh… Mau ketawa gak enak, mau senyum yang dipijat sedang kesakitan… jadilah pertemuan awal itu cukup membuat salah tingkah. Setelah lama kenal kami jadi tahu, bila berat penyakitnya maka akan semakin keras sendawanya. Bahkan satu kali aku pernah datang dalam keadaan perut yang amat sangat mual, baru sebentar memijat aku beliau lari kebelakang… rupanya saking dashyatnya angin-ku… sendawa saja tidak cukup mengeluarkan angin dari tubuhku, beliau bahkan sampai harus ….maap ya… muntah-muntah …..

Tapi memang setelah melalui terapi pijat dan buang “angin” tersebut, entah bagaimana menjelaskannya secara ilmiah, badan kita terasa menjadi lebih ringan dan penyakit rasanya ikut terbuang. Nah, yang terjadi pada suamiku yang tidak percaya pada pengobatan selain medis tersebut, ternyata membawa hasil yang menggembirakan… Rasa sakit di pinggangnya lenyap seketika, tidak perlu obat, tidak perlu fisioterapi… Sejak itu ia menjadi salah satu penggemar fanatic dari tukang pijat ini.

Bahkan anak sulungku yang juga menyukai terapi pijat ini meski dengan nyengar nyengir kesakitan/kegelian. Setiap merasa ada yang gek beres dalam badannya maka ia akan minta dibawa kesana. Sementara si bungsu sama sekali tidak suka, sakit dan geli katanya. Memang anak kami yang satu ini sensitive sekali terutama pada bagian lehernya…. Pakai kaos saja yang menempel pada pangkal leher bisa ia tarik-tarik sampai melar gak karuan. Begitu juga acara potong rambutnya yang pasti heboh karena ia tidak tahan geli pisau cukur ditengkuk juga bahkan pada kain penutup badanpun bisa membuat ia terkikik-kikik gak karuan apalagi kalau harus dipijat-pijat… agak anti dia. Setiap diajak pijat ke bu Eem pastilah ditolak kalaupun terpaksa pastilah dengan muka yang ditekuk…

Ibu yang baik ini tidak pernah menetapkan tariff berobat, berapapun yang diberi pasien akan diterimanya dengan ikhlas. Ini bentuk amal ibadahnya kurasa…. Pasiennya mulai dari tetangga disekitar tempat tinggalnya sampai dengan pasien dari luar kota yang rela mengirimkan beliau tiket pesawat agar bisa dating untuk memijat ke kota tempat tinggal pasien. Surabaya, Bandung dan banyak kota-kota lain. Bahkan kalau tidak salah malahan beliau pernah diberangkatkan umroh bersama si pasien. Kalau ada istilah ‘dosen terbang’ karena memberi kuliah dikota-kota lain, boleh juga si ibu dijuluki ‘tukang pijat’ terbang, karena dalam menunaikan kerjaannya sampai harus menempuh perjalanan jauh…

Waktu kutanya darimana ilmu menyembuhkan orang dia dapatkan, ternyata dari ayahnya sendiri. Dari sekian saudara2nya hanya ia yang memiliki kemampuan ini. Jadi ini adalah ilmu turun temurun, ilmu yang diwariskan tidak kepada sembarang orang melainkan hanya kepada orang yang benar-benar dianggap mampu untuk mengamalkannya… Entah bagaimana proses transfer ilmunya tapi yang pasti ternyata bu Eem mampu mengobati orang sejak muda, dimulai dari mengobati keluarga sendiri hingga lama kelamaan meluas…

Seperti laiknya MLM, promosi melalui mulut kemulut ini ternyata memang ampuh… Begitu juga yang terjadi pada kami… akhirnya banyak membagi cerita baik pada saudara maupun teman-teman mengenai kepiawaian bu Eem. Tapi tidak seperti praktek MLM. ‘promosi’ kami ini ikhlas karena memang merasakan kehebatan sentuhan tangan sang ibu dalam menyembuhkan penyakit [meski untuk penyakit berat belum dapat dibuktikan tetapi banyak ragam ketidak enakan badan dapat tersembuhkan oleh beliau]. Jadilah pasien bu Eem kian bertambah, dari keluargaku, keluarga suami, dari tetangga di kompleks [anak beranak dari eyang sampai cucu-cucunya yang tiap berobat bisa sekaligus 6 orang]. Pokoknya lumayan heboh….

Teman-teman kami tak luput dari bantuan bu Eem… Ada seorang teman perempuan yang saat bertemu cerita bahwa sedang fisioterapi karena setealh sujud pas sholat tidak bisa bangun karena ada otot dipinggang yang terjepit… Ia sampai menangis tidak bisa bangun… Terapi sudah berjalan beberapa kali tapi hasilnya belum sempurna karena ia masih merasakan sakitnya, maka ia kusarankan untuk ke tukang pijat kami untuk dibantu. Saran diikutinya dan alhamdulillah hasilnya terbukti. Kata bu Eem, sekarang ia menjadi pasien setia bahkan akhirnya suami dan kedua anaknya pun ikut berobat kesitu.

Ada juga seorang teman yang pada saat kami sedang makan malam bersama [3 pasang suami istri], kami melihat salah seorang suami mengeluarkan obat yang agak banyak untuk diminum. Waktu kami tanyakan ia bilang untuk mengobati sakit pinggangnya sekaligus juga sedang dalam treatment fisioterapi karena ada yang salah dengan pinggangnya. Sementara dalam beberapa hari ia dan sang istri akan menunaikan ibadah haji. Spontan saja, suami dan aku menyarankan untuk mencoba berobat ke bu Eem… Mulainya ia tampak agak ragu tapi kemudian berubah antusias mendengar cerita suamiku [mungkin pikirnya biasanyakan laki-laki sama logis, kalau sampai yang promosi juga seorang bapak-bapak apalagi teman yang dikenal baik tentunya bukan sekedar omong kosong belaka].

Aku ingat sekali malam itu juga kira-kira jam 10-an, teman lelaki kami itu meminta nomor telefon si ibu serta langsung menelfon untuk membuat janji kesana esok paginya. Akhirnya mereka pagi-pagi memang ketempat bu Eem, dipijat dan langsung merasakan perubahan. Katanya sakit yang dirasa berkurang jauh sekali. Selanjutnya ia tidak meneruskan meminum obat dokter dan menghentikan fisioterapinya, bahkan katanya selama berangkat haji tidak kumat sama sekali sakitnta dan dia dapat menunaikan ibadah hajinya dengan baik… Amat senang kami mendengarnya…

Ada juga seorang sahabat lelakiku satu hari mengeluhkan anaknya yang kedua, seorang balita laki-laki seringkali rewel dan amat susah makan. Kusarankan ia pergi ke bu Eem… yang untung juga ia turuti. Kemudian katanya, banyak perubahan pada sang anak dan kini ia rutin membawa kedua anaknya kesana. Yang lucu juga pernah saat kami sedang berada ditempat bu Eem, dating 2 anak balita yang diantar oleh seorang baby sitter untuk dipijat. Kedua orang tua anak-anak tersebut bekerja, kata si mbak, Kedua balita yang tinggal di Bintaro ini yang meminta untuk diantar kerumah “Bu Nenek” [begitu mereka memanggil Bu Eem] jika sudah lama tidak merasakan sentuhan pijatan tangan bu Eem. Wah ternyata meskipun menimbulkan sakit, pijatannya juga membuat ketagihan. Bahkan sering bu Eem berseloroh jika kami sedang kesakitan dan mengaduh-aduh… katanya “… udah tau sakit kalo ibu pijit, eh kok dateng lagi… dateng lagi” sambil senyum-senyum lebar. Hehehe iya juga ya… Sapa suruh dating untuk disakitin… Abis emang sih sakit pas dipijatnya tapi kan sesudahnya enak, bahkan bisa tidur nyenyak sekali seperti pingsan….

Memang sih tidak semua orang bisa pas dan cocok berobat dengan ibu ini, tapi ini memang soal ‘kecocokan’ dan ‘kepercayaan’… tapi yang kudengar lebih banyak yang klop dengan tangan dingin beliau ini. Dan memang kan beliau juga manusian biasa yang tentunya tidak bisa menyembuhkan semuanya, semua tergantung pada yang “diatas”. Begitu juga yang beliau sering katakan. Kadang bu Eem memberikan amalan bacaan untuk doa kita… meski pasiennya yang non-muslim juga banyak yang tentunya tidak ia berikan doa-doa. Doa yang ia berikan amat simple, biasanya hanya dai Asmaul Husna saja.. Baca ini ya sekian kali setelah sholat ini…. Doa ini ya setelah sholat. Biasanya begitu sarannya…

Yang kemudian juga kusuka adalah bahwa ia tidak pernah memberikan obat-obatan atau jamu-jamuan untuk diminum setelah berobat… betul-betul tidak komersial, tidak ada yang ia jual-jual. Paling banter ia menganjurkan untuk : …. Coba tuh minum seduhan kunyit-lah, kencur-lah, daun ini atau daun itu untuk membantu mengobati penyakit tertentu. Itupun beliau menyuruh kita mencari, membuat dan melakukannya sendiri.. Kadang kalau ada dedaunan yang susah dicari, ia dengan senang hati akan mencarikannya… tanpa imbalan. Kurasa karena keikhlasan beliau dalam menolong inilah yang membuat pasien-pasiennya selalu kembali padanya… Beliau bukan mencari harta dari ilmunya tapi memang niat tulus untuk menolong orang lain, membantu dalam meringankan beban penyakit pada manusia. Oleh karenanya tanpa memandang waktu, jam berapapun jika ada yang memerlukan pertolongannya, selama beliau sanggup maka tak akan ditolaknya…

Bahwa bu Eem memiliki “SIXTH SENSE” sudah pernah kudengar dari Mia. Kelebihannya ini memang tidak dipergunakan dalam menghadapi pasien, maksudku beliau tidak berpraktek sebagai paranormal atau katakanlah dukun. Ia-pun tidak pernah sesumbar menceritakan kelebihan yang dimilikinya ini. Akupun belum pernah menanyakan langsung padanya mengenai indra keenam itu, belum pernah kubuktikan langsung……. Sampai…….

Satu hari, adik iparku yang memang sering membawa 3 anak perempannya untuk dipijat oleh Bu Eem menelfonku dan bercerita, begini :

“Mbak, aku tadi dari tempat bu Eem bawa anak-anak… kan pada batuk pilek tuh. Nah waktu anak yang kedua dipijat [si kecil mungil yang lucu yang waktu itu berumur 1.5 tahun] mau dibawa masuk… dari pintu dia udah nangis. Jadilah acara pijat memijat sambil diiringi teriakan tangis si kecil. Sambil memijat si kecil, bu Eem tanya ke aku, kalo Abah itu siapa ya?”

Adik iparku yang memang tidak tahu apa yang ditanyakan bu Eem kembali bertanya: “Siapa yah bu? Gak tau tuh aku… Rasanya gak ada yang namanya Abah deh di keluarga. Kenapa memangnya, bu?”

Kata bu Eem: “Enggak, anak ini sensitive sekali, dia punya semacam indra ke-6. Jadi dia gampang merasakan ada yang gak jelas. Nah tapi dia ini selalu dijaga oleh Abah itu. Jadi gak usah takut, Abah ini baik dan dia menjaga anak-anak. Tapi karena anak yang pertama sangat cuek dan yang kedua ini sensitive jadi dia mungkin bisa melihat dan merasakan kehadiran Abah”.

Wah, tambah bingung adik iparku ini, setelahg selesai kemudian dia cerita pada suaminya yaitu adikku yang selama pemijatan menunggu di mobil. Terus adikku bilang, loh Abah itukan kakek kami…. Kagetlah adik iparku… oooo…. Memang ada ya yang dipanggil Abah di keluarga. Memang ia tidak pernah mengenal dan tahu Abah kami ini karena beliau sudah lama meninggal dunia. Abah ini memang kakek tiri [bapak tiri ibu kami] tapi beliau amat baik dan sudah dianggap sebagai kakek kandung kami sendiri. Karena tadi benar-benar tidak tahu maka jadilah adik iparku tidak terlalu serius menanggapi kata-kata si ibu tadi. Tetapi mengenai kesensitifan si kecil memang sudah ia sadari sejak bayinya, seringnya ia menangis secara tiba-tiba pada malam hari diatas jam 12 malam seakan menjadi pertanda adanya ketidaknyamanan pada diri bayi kecil itu. Begitu cerita adik iparku itu padaku… Merinding juga mendengarnya…

Akhirnya pada satu kesempatan berkunjung ke bu Eem, penasaran kutanyakan hal itu padanya… Beliau tersenyum-senyum saja. Waktu kutanya darimana beliau tahu soal Abah kami… jawabnya cukup mengagetkan, begini ujarnya : “…kan…. Ibu lihat sendiri. Waktu itu ia ada disini. Orangnya tinggi besarkan ya? Itu kayak bintang film India, Amitabachan. Cakep….”. Ya jelas aja kataku, Abah kami itu keturunan Arab, dulunya polisi dan memang beliat tinggi besar serta gagah”. “Oo… pantes…. Arab ya? Nama familynya apa ya….. [aku lupa bu Eem menyebutkan 1 nama]”. Lanjutnya lagi : “Abah itu seorang yang berilmu, jangan khawatir… orangnya baik dan dia menjaga keturunannya”. Sepertinya penjelasan beliau susah diterima jika kita menggunakan logika tetapi yang mengherankan apa yang ia sampaikan adalah akurat….. [tentu saja setelah kucheck kebenarannya dari ibu….]. Oleh karenanya biar saja dicerna dengan menggunakan perasaan bukan dengan logika…..

Lanjut bu Eem lagi, karena keponakanku yang satu itu.. si kecil… adalah seorang yang sensitive maka ia kadangkala bisa merasakan bahkan mungkin melihat kehadiran Abah…. Namun namanya anak kecil ya… kan memang masih polos sehingga masih mampu melihat yang gaib-gaib. Tetapi menarik juga bahwa anak ini memiliki kemampuan lebih dibanding anak lainnya…

Ketika kutanyakan pada ibuku, beliau membenarkan bahwa Abah kami memang memiliki “ilmu”… sehinggal dulu waktu kami kecil jika sakit maka ibu akan membawa kami pertama kali ke Abah untuk dibantu disembuhkan, mungkin melalui doa…. Aku gak begitu jelas. Memang setahuku, karena Abah kami ini memang tergolong orang yang religius, agamis dan sangat santri. Jika kami ditanyakan bayangan sosok Abah yang ada dikenangan kami, maka yang tampil adalah seorang pria tinggi besar dengan wajah Arab yang hampir selalu mengenakan sarung, baju koko/gamis, lengkap dengan syal/scraf besar yang sering dipakai pria-pria Arab serta kopiah putihnya. Beliaupun hampir selalu menjalankan ibadah sholatnya di mesji jami dekat rumah mereka. Meskipun beliau kakek tiri kami, tapi kedekatan dengan beliau melebihi dengan kakek kandung sendiri. Itu pula [mungkin] yang membuatnya [katanya] selalu ada dan melindungi kami para cucu bahkan anak-anak kami, para cicitnya….

Demikian cerita mengenai kemampuan Ibu Tukang Pijat kami, kemampuannya mengobati orang yang entah bagaimana caranya dibuktikan secara ilmiah atau medis tetapi ternyata terbukti telah banyak membantu orang lain… serta kemampuan “sixth sense”nya yang juga entah bagaimana caranya untuk dibuktikan secara logika ataupun secara ilmu agama… Cukuplah dipertanyakan hati karena hasil nyata yang beliau lakukan ternyata besar manfaatnya bagi banyak orang… Moga-moga saja bu Eem akan dapat menurunkan ilmunya kepada seorang dari sekian banyak anak yang beliau miliki sehingga tetap dapat membantu mengobati orang-orang yang membutuhkannya... ammiiinnnn

Diambil dari : http://karelkemal.multiply.com/journal/item/46

8 komentar:

  1. Malam mbak.. Maaf mau tanya alamat lengkap bu eem ada? Atau no telp nya.. Terimakasih :)

    BalasHapus
  2. Boleh tua alamat lengkap dan nomor telp Nya, kebetulannrumah sy di bintaro jaya sektor 2, bisa di SMS kan ke nomor sy Bunga di 087878469244

    BalasHapus
  3. Ini alamatnya dimana ya? bisa minta no kontaknya. terimakasih madu bima 99

    BalasHapus
  4. Pijat sensual khusus wanita/irt ,, dgn pria dewasa 39thn ,, info lanjut add pin sy d0474a94 ,, area bekasi ,, tks

    BalasHapus
  5. Pijat sensual khusus wanita/irt ,, dgn pria dewasa 39thn ,, info lanjut add pin sy d0474a94 ,, area bekasi ,, tks

    BalasHapus